**Piala Dunia Klub: Stadion Kosong dan Aroma Liga Champions yang Semakin Menguat**Piala Dunia Klub 2025 memasuki babak gugur dengan aroma yang semakin familiar: aroma Liga Champions.

Setelah fase grup yang diwarnai oleh lebih dari satu juta kursi kosong di stadion, turnamen ini kini menyisakan 16 tim terbaik yang siap bertarung memperebutkan gelar juara dunia.

Namun, di balik gemerlap persaingan, tersembunyi sebuah pertanyaan besar: apakah Piala Dunia Klub akan menjadi sekadar tiruan Liga Champions dengan sentuhan global?

Dari 16 tim yang melaju, sembilan di antaranya berasal dari Eropa, sebuah dominasi yang tak terelakkan mengingat kekuatan finansial dan infrastruktur sepak bola di benua tersebut.

Empat wakil dari Brasil menambah cita rasa Amerika Selatan, sementara satu tim dari MLS, Meksiko, dan Arab Saudi melengkapi daftar peserta.

Kehadiran tim-tim non-Eropa ini memang memberikan warna tersendiri, namun sulit untuk tidak melihat jurang kualitas yang memisahkan mereka dari raksasa-raksasa Eropa.

Fakta bahwa begitu banyak kursi kosong selama fase grup adalah alarm yang berdering keras.

Apakah format turnamen yang diperluas kurang menarik bagi para penggemar?

Apakah harga tiket yang mahal menjadi penghalang?

Atau apakah kurangnya persaingan ketat antara tim-tim Eropa dan non-Eropa membuat turnamen ini kehilangan daya tariknya?

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya merasa bahwa jawabannya terletak pada kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Format turnamen yang baru memang menjanjikan lebih banyak pertandingan, tetapi juga berpotensi mengencerkan kualitas kompetisi.

Harga tiket yang tinggi, terutama di negara-negara dengan daya beli yang rendah, jelas menjadi masalah.

Namun, yang paling penting adalah persepsi bahwa Piala Dunia Klub hanyalah panggung bagi tim-tim Eropa untuk memamerkan kekuatan mereka.

Babak gugur yang akan datang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Piala Dunia Klub.

Jika tim-tim non-Eropa mampu memberikan perlawanan sengit dan bahkan mengalahkan raksasa-raksasa Eropa, turnamen ini mungkin akan mendapatkan kembali kredibilitasnya.

Namun, jika yang terjadi adalah dominasi Eropa yang tak terbantahkan, Piala Dunia Klub akan semakin menyerupai Liga Champions yang diperluas, kehilangan identitas dan daya tariknya sebagai turnamen yang benar-benar global.

Saya pribadi berharap agar tim-tim non-Eropa mampu memberikan kejutan dan membuktikan bahwa sepak bola tidak hanya milik Eropa.

Saya ingin melihat pertandingan-pertandingan yang sengit, drama, dan momen-momen tak terlupakan yang akan membuat para penggemar di seluruh dunia terpukau.

Hanya dengan begitu, Piala Dunia Klub dapat memenuhi janjinya sebagai perayaan sepak bola global yang sesungguhnya.

Tentu saja, tantangan yang dihadapi sangat besar.

Tim-tim Eropa memiliki keunggulan dalam hal kualitas pemain, taktik, dan pengalaman.

Namun, sepak bola selalu penuh dengan kejutan.

Dengan semangat juang yang tinggi, strategi yang cerdik, dan sedikit keberuntungan, tim-tim non-Eropa dapat membuktikan bahwa mereka pantas berada di panggung dunia.

Mari kita nantikan babak gugur Piala Dunia Klub dengan harapan dan optimisme.

Semoga turnamen ini tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi bagi tim-tim Eropa, tetapi juga menjadi panggung bagi para underdog untuk bersinar dan menginspirasi jutaan penggemar sepak bola di seluruh dunia.