Petenis mengkritik teknologi AI yang digunakan Wimbledon
## Kontroversi AI Line Judge di Wimbledon: Akurasi vs.
Tradisi?
Wimbledon, dengan tradisi dan keanggunannya yang tak tertandingi, tahun ini menyajikan pemandangan baru yang memicu perdebatan sengit: penggunaan teknologi AI sebagai pengganti *line judge* manusia.
Seperti yang dilaporkan The Telegraph, beberapa petenis ternama menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap sistem ini.
Apakah ini kemajuan revolusioner atau justru pengkhianatan terhadap esensi tenis itu sendiri?
Wimbledon tahun ini menjadi panggung debut bagi sistem *Electronic Line Calling* (ELC) berbasis AI.
Sistem ini, yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi terkemuka, menggunakan serangkaian kamera berkecepatan tinggi yang dipasang di sekitar lapangan untuk melacak pergerakan bola secara akurat.
Data visual ini kemudian diproses oleh algoritma AI untuk menentukan apakah bola mendarat di dalam atau di luar garis.
Keputusan tersebut kemudian disiarkan secara otomatis melalui speaker di lapangan, menggantikan teriakan “Out!
” atau “In!
” yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pertandingan tenis.
Alasan di balik perubahan ini jelas: mengurangi potensi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi panggilan garis.
Namun, di balik janji akurasi yang sempurna, tersembunyi kekhawatiran yang lebih dalam.
Beberapa petenis, yang identitasnya dirahasiakan demi menjaga profesionalisme, mengungkapkan bahwa mereka merasa ada sesuatu yang hilang dalam atmosfer pertandingan.
“Suara *line judge* itu, interaksi dengan mereka, itu bagian dari drama dan intensitas pertandingan,” ujar salah seorang pemain.
“Sekarang, semuanya terasa terlalu steril, terlalu robotik.
”Kritik lain berfokus pada kurangnya kesempatan untuk menantang keputusan.
Dengan sistem ELC, keputusan bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
“Dulu, jika saya merasa yakin bola masuk, saya bisa menantang dan melihat tayangan ulang.
Itu memberi saya kesempatan untuk membela diri,” keluh pemain lainnya.
“Sekarang, saya harus menerima keputusan AI, bahkan jika saya merasa itu salah.
”Secara statistik, sistem ELC memang menunjukkan tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Rata-rata, sistem ini hanya membuat kesalahan dalam satu dari setiap 1000 panggilan.
Namun, bagi para pemain, satu kesalahan pun bisa sangat mahal, terutama dalam pertandingan yang ketat.
Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya memahami kedua sisi argumen ini.
Di satu sisi, saya menghargai upaya Wimbledon untuk meningkatkan akurasi dan keadilan dalam pertandingan.
Di sisi lain, saya khawatir tentang hilangnya sentuhan manusia dan atmosfer yang unik dalam olahraga ini.
Apakah ini awal dari era baru tenis, di mana teknologi menggantikan peran manusia secara bertahap?
Atau, apakah Wimbledon akan mempertimbangkan kembali pendekatan mereka dan mencari keseimbangan yang lebih baik antara teknologi dan tradisi?
Waktu yang akan menjawab.
Namun, satu hal yang pasti, perdebatan tentang AI *line judge* di Wimbledon akan terus berlanjut, dan dampaknya akan dirasakan di seluruh dunia tenis.
Rekomendasi Artikel Terkait
Pelatih Minnesota P.J. Fleck Sebut Sepak Bola Nebraska 'Tim Berbahaya' di Big Ten
**P.J.Fleck Sanjung Nebraska: Ancaman Tersembunyi di Big Ten?**MINNEAPOLIS, MN - Di tengah hiruk pikuk persiapan…
Tanggal Publikasi:2025-07-25
Tiga poin penting saat bola home run menyakiti Cubs dalam kekalahan dari Royals | Berita Cubs
Tentu, ini dia artikel yang Anda minta:**Tiga Pelajaran Pahit dari Kekalahan Cubs atas Royals: Ketika…
Tanggal Publikasi:2025-07-25
Pat McAfee Minta Maaf kepada Mary Kate Cornett
**Pat McAfee Minta Maaf kepada Mary Kate Cornett: Ketika Kekuatan Media Dipakai Tanpa Tanggung Jawab**Dunia…
Tanggal Publikasi:2025-07-25
Performa 4 Quarterback Browns di Hari ke-1 Kamp Pelatihan, dan Kevin Stefanski tentang Linimasanya
**Performa Empat Quarterback Browns di Hari Pertama Training Camp: Sebuah Tinjauan Mendalam dan Eksklusif**Berea, Ohio…
Tanggal Publikasi:2025-07-25