“Saya Tidak Melihatnya Bergerak”: Shane Lowry Menerima Penalti Dua Pukulan Kontroversial di Open untuk Menghindari “Pembantaian” Media Sosial

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-21 Kategori: news

**”Saya Tidak Melihatnya Bergerak”: Shane Lowry Menerima Penalti Kontroversial di Open Demi Hindari “Pembantaian” Media Sosial**Royal Liverpool, Inggris – Shane Lowry, pegolf Irlandia yang dicintai, menghadapi dilema moral yang rumit di putaran kedua Open Championship yang berlangsung di Royal Liverpool.

Sebuah insiden yang melibatkan bola yang diduga bergerak di green memaksanya untuk membuat keputusan yang mungkin akan menghantui karirnya.

Akhirnya, ia memilih untuk menerima penalti dua pukulan yang kontroversial, sebuah pilihan yang ia akui didorong oleh ketakutan akan “pembantaian” di media sosial.

Kejadian itu terjadi di lubang ke-12, par 4 yang menantang.

Lowry, yang berada dalam posisi yang baik untuk membuat birdie, mengklaim bolanya tidak bergerak saat ia bersiap untuk melakukan pukulan.

Namun, setelah berkonsultasi dengan wasit, dan setelah meninjau rekaman video, diputuskan bahwa bola tersebut memang bergerak, meskipun sangat sedikit.

“Saya tidak melihatnya bergerak,” kata Lowry usai putarannya.

“Tetapi mereka menunjukkan kepada saya video itu, dan menurut mereka itu bergerak.

Saya tidak punya pilihan selain menerimanya.

"Saya Tidak Melihatnya Bergerak": Shane Lowry Menerima Penalti Dua Pukulan Kontroversial di Open untuk Menghindari "Pembantaian" Media Sosial

“Keputusan Lowry untuk menerima penalti, meskipun ketidakpercayaannya bahwa bola itu benar-benar bergerak, adalah cerminan dari realitas yang semakin menekan bagi para atlet profesional di era digital ini.

Ancaman “pembantaian” media sosial, di mana setiap tindakan dianalisis, diperdebatkan, dan seringkali diejek tanpa ampun, telah menjadi pertimbangan yang sangat nyata.

Lowry, yang dikenal karena kejujuran dan kerendahan hatinya, mengakui bahwa ia takut akan reaksi keras yang mungkin timbul jika ia menolak penalti tersebut.

“Saya merasa jika saya tidak menerimanya, saya akan dibantai di media sosial,” ungkapnya.

“Dan sejujurnya, saya tidak ingin menghadapinya.

“Keputusan ini, tentu saja, tidak luput dari kritik.

Beberapa pengamat berpendapat bahwa Lowry seharusnya membela dirinya sendiri dan menolak penalti tersebut, terutama mengingat ketidakpastian yang jelas mengenai apakah bola itu benar-benar bergerak.

Yang lain, bagaimanapun, memuji Lowry atas sportivitas dan kesediaannya untuk menerima keputusan yang tidak menguntungkannya.

Dari sudut pandang saya, keputusan Lowry adalah contoh yang mencolok tentang bagaimana media sosial telah mengubah lanskap olahraga profesional.

Tekanan untuk tampil sempurna, tidak hanya di lapangan, tetapi juga di mata publik, telah menjadi sangat besar.

Lowry, dalam keputusannya, mencerminkan ketakutan yang sangat nyata yang dihadapi banyak atlet: bahwa satu kesalahan, satu keputusan yang dipertanyakan, dapat memicu badai yang akan menghantui mereka selama bertahun-tahun.

Penalti dua pukulan itu, sayangnya, berdampak signifikan pada posisi Lowry di papan peringkat.

Namun, terlepas dari hasilnya, keputusannya untuk menerima penalti tersebut akan lama diingat sebagai contoh bagaimana sportivitas, kejujuran, dan bahkan ketakutan akan opini publik dapat memengaruhi momen-momen penting dalam karir seorang atlet.

Pada akhirnya, Shane Lowry memilih untuk menghindari “pembantaian”, tetapi pertanyaan yang lebih besar tetap ada: apakah kita, sebagai masyarakat, telah menciptakan lingkungan di mana para atlet merasa terpaksa untuk mengorbankan keyakinan mereka demi menghindari kritik yang keras?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.