## Shemar Stewart dan Mimpi Buruk Kontrak: Apakah Bengals Melakukan Kesalahan Fatal?

Matahari terik menyengat lapangan latihan NFL, aroma rumput segar bercampur keringat membakar hidung.

Rabu ini, seluruh 32 tim NFL akan secara resmi membuka kamp pelatihan bagi para veteran.

Namun, di tengah hiruk pikuk persiapan, satu nama mencuat dengan nada sumbang: Shemar Stewart.

Pemain bertahan yang digadang-gadang sebagai pilihan putaran pertama untuk Cincinnati Bengals ini masih belum menandatangani kontrak.

Situasi ini bukan sekadar keterlambatan administratif.

Ini adalah pertanda bahaya, sebuah sinyal yang mengkhawatirkan bagi masa depan Stewart, Bengals, dan bahkan mungkin, preseden bagi negosiasi kontrak pemain *rookie* di masa depan.

Mengapa ini menjadi masalah besar?

Pertama, waktu.

Kehadiran Stewart di kamp pelatihan sangat krusial.

Ia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan sistem pertahanan Bengals, membangun *chemistry* dengan rekan satu tim, dan mempelajari seluk-beluk liga profesional.

Tanpa partisipasi penuh, ia akan tertinggal jauh, dan potensi yang dimilikinya berisiko menguap begitu saja.

Kedua, pesan yang dikirimkan.

Ketidakmampuan Bengals untuk mencapai kesepakatan dengan Stewart mengirimkan pesan yang mengganggu ke seluruh tim.

Apakah manajemen kurang menghargai potensi Stewart?

Apakah ada masalah internal yang menghambat proses negosiasi?

Spekulasi liar akan terus beredar, dan ini bisa merusak moral tim.

Ketiga, preseden yang tercipta.

Jika Bengals gagal mencapai kesepakatan yang adil dengan Stewart, pemain *rookie* lain mungkin akan lebih berhati-hati dalam negosiasi dengan tim mereka.

Ini bisa menciptakan iklim permusuhan antara pemain dan manajemen, sesuatu yang tak seorang pun inginkan.

Tentu saja, negosiasi kontrak selalu rumit.

Kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda, dan kompromi adalah kunci.

Namun, dalam kasus Stewart, tampaknya ada jurang pemisah yang signifikan.

Apakah Bengals berpegang teguh pada skema gaji *rookie* yang kaku?

Apakah Stewart dan agennya menuntut lebih dari yang pantas?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan nasib Stewart di Cincinnati.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya telah melihat banyak negosiasi kontrak yang gagal, tetapi kasus Stewart terasa berbeda.

Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar angka dan klausul.

Ada rasa ketidakpercayaan, kurangnya komunikasi, dan mungkin, kurangnya kemauan untuk berkompromi.

Jika Bengals gagal menyelesaikan masalah ini dengan cepat, mereka berisiko melakukan kesalahan kontrak terbesar di *offseason* 2025.

Mereka tidak hanya akan kehilangan potensi yang dimiliki Stewart, tetapi juga merusak reputasi mereka dan berpotensi mengganggu dinamika tim secara keseluruhan.

Waktu terus berjalan.

Bengals harus bertindak cepat untuk menyelamatkan situasi ini sebelum terlambat.

Masa depan Shemar Stewart, dan mungkin masa depan Bengals, bergantung padanya.