Bek Inggris Jess Carter Mundur dari Media Sosial Usai Rasisme, Tim Mengecam ‘Racun Online’

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-23 Kategori: news

## Jess Carter Mundur dari Media Sosial: Racun Online Menggerogoti Sepak Bola WanitaLONDON – Kabar buruk kembali menghantam sepak bola wanita Inggris.

Jess Carter, bek tangguh Lionesses, memutuskan untuk mundur dari media sosial setelah menjadi sasaran pelecehan rasis yang menjijikkan.

Keputusan ini diambil di tengah persiapan timnas untuk UEFA Women’s Euros 2025, dan sontak memicu gelombang kecaman dari rekan setim, klub, dan penggemar di seluruh dunia.

Carter mengungkapkan bahwa ia telah menerima “banyak pelecehan rasis” sejak awal turnamen kualifikasi Euro 2025.

Meskipun ia tidak merinci platform media sosial mana yang menjadi sumber serangan tersebut, implikasinya jelas: racun online terus menggerogoti olahraga yang seharusnya menyatukan kita.

Keputusan Carter untuk menjauh dari media sosial adalah cerminan dari realitas pahit yang dihadapi banyak atlet, khususnya atlet wanita dan atlet dari kelompok minoritas.

Media sosial, yang seharusnya menjadi platform untuk berinteraksi dengan penggemar dan membangun komunitas, sering kali berubah menjadi arena kebencian dan diskriminasi.

Reaksi dari timnas Inggris dan Chelsea Women, klub tempat Carter bermain, sangat cepat dan tegas.

Dalam pernyataan resmi, timnas Inggris mengutuk “racun online” yang menargetkan Carter dan menegaskan komitmen mereka untuk memerangi segala bentuk diskriminasi.

Mereka juga memberikan dukungan penuh kepada Carter dan menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua pemain.

“Kami berdiri bersama Jess dan mengecam keras pelecehan rasis yang dia alami,” kata pelatih kepala Lionesses, Sarina Wiegman, dalam sebuah pernyataan.

“Tidak ada tempat untuk rasisme dalam sepak bola atau di masyarakat.

Kami akan terus bekerja untuk memerangi diskriminasi dan memastikan bahwa pemain kami merasa aman dan didukung.

“Mundurnya Carter dari media sosial adalah kerugian besar bagi penggemar yang menghargai interaksi langsung dengan para pemain favorit mereka.

Namun, ini juga menjadi pengingat yang kuat akan perlunya tindakan yang lebih tegas dari platform media sosial untuk mengatasi ujaran kebencian dan melindungi penggunanya.

Penting untuk dicatat bahwa pelecehan rasis terhadap pemain sepak bola wanita bukanlah fenomena baru.

Beberapa pemain telah berbicara tentang pengalaman mereka menjadi sasaran online, dan ini adalah masalah yang perlu ditangani secara serius.

Namun, di tengah berita yang mengecewakan ini, ada juga secercah harapan.

Reaksi kuat dari timnas Inggris, Chelsea Women, dan penggemar di seluruh dunia menunjukkan bahwa ada tekad yang besar untuk memerangi rasisme dan diskriminasi dalam sepak bola.

Kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi semua.

Kita harus bersuara menentang rasisme dan diskriminasi dimanapun kita melihatnya, dan kita harus mendukung para atlet yang menjadi sasaran pelecehan.

Bek Inggris Jess Carter Mundur dari Media Sosial Usai Rasisme, Tim Mengecam 'Racun Online'

Mundurnya Jess Carter dari media sosial adalah momen yang menyedihkan, tetapi juga merupakan panggilan untuk bertindak.

Mari kita jadikan ini sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen kita terhadap kesetaraan dan inklusi, dan untuk memastikan bahwa sepak bola adalah olahraga yang dapat dinikmati oleh semua orang.